BERITA JAKARTA – Sebaiknya dengan legowo dan berjiwa ksatria Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Dito Ariotedjo mundur dari Kabinet. Hal itu, dikatakan Sekjen Masyarakat dan Pemuda Nusantara Merah Putih (AMPUH), Heru Purwoko.
“Aduh dipenghujung akhir jabatan Presiden Jokowi dibebani oleh pembantunya yang diperiksa, terkait kasus hukum,” kata Sekjen AMPUH kepada Matafakta.com, Selasa (4/7/2023).
Menurut Heru, meskipun tidak menjadi tersangka tetapi ketika dipanggil dan diperiksa Penegak Hukum seperti institusi Kejaksaan jelas itu sudah mengganggu kredibilitas Pemerintahan Jokowi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Sebaiknya dengan legowo berjiwa ksatria Menpora Dito Ariotedjo mundur saja dari Kabinet. AMPUH tidak berprasangka buruk terhadap Kejaksaan maupun Menpora Dito,” terang Heru.
Dikatakan Heru, pemeriksaan Dito bukan tanpa sebab, Dito disebut menerima aliran uang dugaan korupsi BTS 4G Bakti Kominfo dari Komisaris PT. Solitech Media Synergi (SMS) terdakwa, Irwan Hermawan (IH).
“Pada sidang perdana Selasa 27 Juni 2023 lalu dalam dakwaan eks Menkominfo, Johnny Gerard Plate, bahwa Irwan memperkaya diri sendiri senilai Rp119 miliar,” ungkapnya.
Irwan disebut memberikan pengakuan dari sebagian keuntungan ilegal yang didapatnya itu ke Dito senilai Rp27 miliar. Penyerahan duit itu dilakukan Irwan pada November-Desember 2022 saat Dito belum menjabat sebagai Menpora.
“Tapi ya sudahlah, karena Kejagung sudah memanggil Dito dengan 24 pertanyaan sesuai keterangan Dirdik Pidsus Kejagung, Kuntadi bahwa Dito sudah menjawab semuanya dan itu kewenangan Kejagung,” tandas Heru.
Seperti diketahui, Dito diperiksa sebagai saksi kasus dugaan korupsi penyediaan infrastruktur Base Transceiver Station (BTS) 4G dan infrastruktur pendukung paket 1, 2, 3, 4 dan 5 Bakti Kemenkominfo Tahun 2020-2022.
Dalam perencanaannya, Kominfo merencanakan membangun 4.200 menara BTS diberbagai wilayah Indonesia, namun para tersangka terbukti melakukan perbuatan melawan hukum dengan merekayasa dan mengondisikan proses lelang proyek.
“Saya kan hari ini hanya membaca apa yang dituding yang ada di suatu media. Karena saya sama sekali tidak pernah ketemu, tidak pernah mengenal, apalagi menerima,” kata Dito menjawab pertanyaan media di Istana Presiden, Jakarta. (Indra)