BERITA JAKARTA – Peter Helou seorang Warga Negara Asing (WNA), mempertanyakan kinerja pelayanan kurang maksimal Rumah Sakit (RS) Siloam Hospitals, Bali International Medical Centre (BIMC) Nusa Dua Bali.
Menurut kuasa hukum Peter Heloe, Henry Wilman, bahwa kliennya pada Juli tahun 2019 mendatangi RS BIMC Siloam Hospitals guna mengetahui kondisi kesehatan jantungnya.
“Lalu di bulan Juli 2019 klien kami oleh dokter RS BIMC Siloan Hospitals direkomendasikan untuk menjalani rawat inap,” kata Henry di Hotel 88, Mangga Besar, Jakarta Barat, Jumat (1/4/2022) kemarin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dari hasil diagnosa dokter sambung Henry, Peter Helou harus menjalani rawat inap di ruangan VVIP RS BIMC Siloam Hospitals.
Setelah itu, lanjut Henry, keluarga Peter menemukan kondisi fasilitas atau keadaan kamar mandi VVIP RS BIMC Siloam Hospitals sudah rusak.
“Kemudian pihak keluarga menyampaikan keluhannya kepada pihak Manajemen Rumah Sakit BIMC, namun pihak rumah sakit tidak memberikan respon,” keluhnya.
Dikatakan Henry, kliennya telah berupaya dan berulangkali mempertanyakan kondisi kamar mandi namun tetap tidak ada tanggapan dari pihak RS BIMC Siloam Hospitals.
“Walaupun pihak keluarga pasien sudah dikomplain berkali-kali dan berulang dengan keadaan itu, tetapi pihak Manajemen RS Siloam Hospitals diam saja,” ulas Henry.
Pada saat, kata Hendry, Peter Helou berada di kamar mandi dan ingin menggunakan shower tersebut, tiba-tiba air panas keluar cukup deras mengenai tubuhnya.
Kaget dan hal itu membuat kliennya Peter Helou tersebut terjatuh yang mengakibatkan keretakan pada punggung sebelah kanannya.
“Karena kaget sangking derasnya air panas dari shower itu keluar, klien kami itu terjatuh dan membentur lantai kamar mandi,” tuturnya.
Pada saat kejadian lanjutnya, Peter Helou dengan kondisi tubuh yang cukup besar kesusahan untuk bangkit dan membutuhkan pertolongan untuk mengangkat tubuhnya.
Kliennya, Peter Helou kemudian berteriak minta tolong ke para petugas Rumah Sakit untuk membantunya bahkan korban sudah menekan bel emergency yang berada di kamar mandi tersebut.
“Klien kami harus berjuang dengan sendirinya untuk memanggil para suster dan juga para perawat. Klien kami ini pada saat dia jatuh langsung berteriak meminta pertolongan,” tutur Henry.
Setelah menunggu cukup lama, Henry menambahkan, akhirnya petugas Rumah Sakit datang dan langsung mengangkat korban keluar dari kamar mandi ruangan tempat korban dirawat.
Kejadian tersebut, sudah dilaporkan ke Kepolisian Daerah (Polda) Bali dengan LP/477/XII/2019/BALI/SPKT pada tanggal 16 Desember 2019. Namun, sampai saat ini belum ada perkembangan lebih lanjut.
Dalam kesempatan tersebut, istri Peter Helou, Dina Anggraini mengaku, sampai saat ini tidak ada pertanggungjawaban dari pihak Rumah Sakit.
Akibat kejadian itu, suaminya mengalami komplikasi dan pihak keluarga sempat membawa Peter ke Rumah Sakit Mount Elizabeth Singapura untuk mendapatkan penanganan yang lebih baik.
“Setelah kejadian itu, suami saya tidak ada rasa percaya lagi dengan RS BIMC Siloam Hospitals, terkait pelayanan rumah sakit. Awal masuk beliau masih bisa makan, tiba-tiba jadi menderita,” ungkapnya.
“Langsung kita berpikiran untuk menerbangkan ke Mount Elizabeth Singapura untuk mendapatkan penanganan yang lebih baik terkait tulang retak,” sambung Dina.
Namun, lanjut Dina, pihak rumah sakit BIMC Siloam Hospitals malah mengeluarkan rujukan dengan berbagai macam penyakit yang dialami oleh suaminya.
“Saya nggak perhatikan pada saat saya meminta surat rujukan, tapi malah bukan masalah patah tulang surat rujukannya, tapi ada beberapa penyakit lain yang disebutkan di surat rujukan itu dan patah tulang ada diurutan terakhir,” ungkapnya.
Dina mengaku, atas kejadian tersebut, Peter Helou yang menjadi tulang punggung keluarganya tidak dapat lagi bekerja.
Bahkan, lanjut Ibu anak tiga itu sudah mengirimkan surat ke Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) meminta keadilan atas kejadian tersebut.
“Kami hanya meminta ada keadilan, karena sudah sekian lama tanggung jawab dan keadilan, tapi sampai saat ini belum ada kejelasan,” pungkasnya. (Sofyan)