BERITA BEKASI – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bekasi, melalui Badan Anggaran (Banggar) bakal mengawasi dana hibah yang diterima Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Bekasi yang dinilai sangat fantastik sebesar Rp40 miliar.
Menanggapi hal itu, politisi PKS, Budiyanto selaku Anggota dari Banggar DPRD Kabupaten Bekasi mengatakan, dengan adanya anggaran hibah yang diterima KONI Kabupaten Bekasi, tentunya harus bisa berdampak terhadap kemajuan olahraga yang ada di Bekasi.
“Ya untuk saat ini, kita belum mengetahui secara terperinci anggaran yang dimiliki KONI untuk apa saja. Tapi, dalam waktu dekat kita akan berkomunikasi dengan KONI agar lebih jelas penggunaan anggaran yang di miliki KONI,” kata Budiyanto kepada Matafakta.com, Rabu (29/7/2020).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Selain itu, sambung Budiyanto, KONI selaku lembaga yang membidangi pembinaan peran olahraga, harus bisa mampu membentuk event olahraga dari skala paling bawah sekaligus untuk mencetak para atlit dan kegiatan KONI juga harus bisa dirasakan masyarakat.
“Intinya kita nanti bakal komunikasi dulu, sehingga nanti kita juga bisa masuk ke wilayah pengawasan terhadap anggaran yang dimiliki KONI, kita ingin semua anggaran yang cukup besar tersebut, bisa terlihat hasilnya dibidang olahraga,” tandasnya.
Sebelumnya, pria asal Cikarang, Awaludin Rhamdani, merasa bahwa anggaran hibah KONI senilai Rp40 miliar itu, belum dirasakan ditengah masyarakat. Bahkan dia menyinggung bahwa masyarakat tidak bisa melihat secara transparan dalam penggunaan anggaran tersebut.
“Mestinya, dengan hibah Rp40 miliar itu, Ketua dan pengurus KONI bisa memikirkan adanya kompetisi-kompetisi berskala lokal di setiap RW, Desa atau Kelurahan. Jadi bisa dirasakan ditengah masyarkat. Aturan Covid kan sudah longgar,” katanya.
Awaludin menyinggung, kalau para pengurusnya bisa pada ngumpul di kantor KONI setiap hari hingga sore hari, kenapa ngak bisa mengadai atau menyelenggarakan pertandingan dilapangan RW atau lapangan Desa seperti badminton atau tenis meja.
Awaludin pun mengkritisi, penggunaan hibah yang dinilai menghamburkan uang lantaran memberikan honor para pengurusnya, rermasuk beberapa waktu lalu sempat membuat majalah yang terkesan tidak bermanfaat langsung bagi masyarakat luas.
“Emangnya dengan bikin majalah yang pakai hibah Rp40 miliar bisa bermanfaat untuk dunia olahraga atau masyarakat luas? mana coba kajiannya?. Apalagi, pemberian honor bulanan para pengurusnya yang lebih dari 60 orang. Itukan pemborosan juga,” ungkapnya.
Sebagai masyarakat, tambah Awaludin, dia berharap bisa mengakses transparansi penggunaan anggaran hibah yang berasal dari APBD Kabupaten Bekasi.
“Apresiasi yang tinggi dari masyakarat jika Ketua KONI mampu menyajikan transparansi anggaran hibah yang sudah diterima sejak beberapa bulan lalu. Bisa tidak kami sebagai masyarakat mengakses penggunaan hibah KONI senilai Rp40 miliar itu untuk apa saja,” pungkasnya. (Mul)