BERITA BEKASI – Banyak orang tua siswa Kota dan Kabupaten Bekasi yang kecewa dengan sistem pengumuman tahap 1 PPDB daring SMAN/SMKN tahun 2020. Permasalahan muncul karena saat pengumuman tidak disertai peringkingan atau sekor akumulasi nilai akhir secara online, hanya muncul nama siswa dan asal sekolah.
“Anak saya nilai rapornya dari semester 1 sampai 5 rata rata diatas 95 namun tetap tidak masuk,” kata Somat yang mendaftar di SMAN 4 Kota Bekasi, Jawa Barat, Kamis (25/6/2020).
Begitu juga pengakuan orangtua siswa yang mendaftar di SMKN 3 Kota Bekasi jalur afirmasi dengan syarat Kartu Indonesia Pintar (KIP) namun tidak diterima dengan alasan tidak terkoneksi data DTKS.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Ini sama saja KIP anak saya tidak diakui. Kalau tidak terkoneksi itu berarti mereka yang salah, bukan pemegang kartu,” jelas Pipit orangtua siswa.
Menanggapi hal itu, Pemerhati Kebijakan Publik Bekasi, Didit Susilo, meminta Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Jabar bertanggungjawab terkait permasalahan PPDB yang banyak merugikan masyarakat.
Salah satunya, sambung Didit, tidak semua masyarakat mengerti IT, sementara PPDB dilakukan secara online. Selain itu, pengumuman PPDB pun tidak transparan.
“Pengumuman PPDB pun tidak transparan. Ini banyak dikeluhkan orang tua. Karena mereka juga tidak tahu mengapa anaknya tergeser, kan itu tidak dibuka dan enggak dijelaskan,” kata Didit kepada Matafakta.com, Jumat (26/6/2020).
Saat jelang pengumuman 3 hari sistem online tidak bisa diakses. Tidak ada peringkat dan sistem skor nilai akhir. Ini rentan kongkalikong karena kebijakan Kepala Sekolah (Kepsek) mutlak.
“Dengan sistem tersebut, ketika siswa tidak diterima, namanya langsung hilang. Tidak ada rekapitulasinya pula,” sindir Didit.
Didit menambahkan, sosialisasi PPDB pun menjadi masalah, buktinya masih banyak orang tua yang belum paham teknis PPDB begitupun pendaftaran tahap 2 yakni, Kamis 25 Juni 2020 sudah mulai dibuka.
“Untuk lulusan SMP sederajat di Jabar tahun ini ada sekitar 700.000 siswa. Sementara daya tampung SMA/SMK negeri hanya 149.977 siswa,” pungkasnya. (Edo)