BERITA BEKASI – Penyebaran wabah virus Corona atau Covid-19 sangat memberikan dampak buruk pada sektor ekonomi masyarakat, terlebih pada mereka yang berpenghasilan harian ataupun borongan. Salah satunya pekerja pembuat kusen yang berlokasi di Jalan Imam Bonjol, Desa Telaga Asih, Kecamatan Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
Whorkshop Sipurennu ini, menerima kusen kayu kelapa Sulawesi, meranti, kamper, marbau, mahoni dan yang lainnya ini, mampu mempekerjakan 10 bahkan lebih tenaga borongan dan harian dengan banyaknya pembangunan perumahan di Kabupaten Bekasi.
Semakin banyaknya persaingan properti sekarang ini, seperti menggunakan baja ringan dan almunium. Whorkshop Sipurennu tetap bertahan dan memberikan napkah ke pekerjanya dari tahun 2004. Sekarang, sebagian tukang tukang kusen terpaksa dirumahkan dengan datangnya wabah virus Corona atau Covid-19.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Sekarang serba sulit, ditambah lagi belanja kayu kelapa Sulawesi harganya mahal. Saya jadi bingung ngejualnya ke konsumen di musim seperti sekarang ini,” Wandira saat berbincang dengan Matafakta.com, Senin (22/6/2020).
Dikatakan Wandira, dirinya masih bersyukur usaha yang di tekuninya masih berjalan. Walaupun, tukang kusen dan borongan di pulangkan sementara ini, tapi tidak menutup kemungkinan tukang – tukang kusenya akan bekerja kembali.
“Sebenarnya sedih, banyak tukang kusen tapi jarang yang bisa buat dengan kayu kelapa, karena beda dengan kayu – kayu lainnya, terutama memilih kayu kelapa mana dulu yang digunakan kalau salah stel kayu kelapa dan salah uratnya bisa keriput atau menciut saat dipasang,” jelasnya.
Dimasa virus Corona lanjut Wandira, serba mahal dan sulitnya belanja kayu, terutama kayu kelapa Sulawesi yang biasa belanja paling lama tiga bulan sekali sudah habis terjual dan dibuat kusen. Sekarang ini, belanja satu mobil contener lebih mahal biayanya transportasi darat, laut sampai ke Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi ini.
“Sudah di hitung, bahkan dari pihak distributor dari kayu kelapa Sulawesi sering telepon kapan dikirimnya, saya tetep tahan jangan dikirim dulu. Sebab, pasti konsumen langganan saya tidak percaya harga kayu mahal dan kurang tepat menaikkan harga di saat seperti ini,” imbuhnya.
Selama ini, tambahnya, walaupun tinggal beberapa batang kayu kelapa dan tiga tukang kusen kayu, Whorkshopnya masih terus berjalan dengan menggunakan kayu meranti dan kayu lainnya.
“Alhamdulillah dalam situasi saat ini, konsumen masih percaya dengan kami, seperti membuat kitchen set dan terkadang renopasi bangku, kusen walaupun orderan tidak seramai dulu yang terpenting bisa membayar tukang yang menjadi tulangpunggung keluarganya,” pungkasnya. (Usan)