BERITA JAKARTA – Ketika ramai di viralkan Lembaga Swadaya Masyarakat Lumbung Informasi Rakyat (LSM LIRA) disebut sebagai LSM Rasa Preman ditanggapi santai Presiden dan Sekaligus Pendiri LSM LIRA.
“Itu ulah mereka yang tak punya kerjaan, syirik dan takut akan eksistensi LSM LIRA,” kata HM. Jusuf Rizal kepada Matafakta.com, di Jakarta, Rabu (6/5/2020).
Sebagaimana dilansir media disebutkan ada 4 pengurus LSM LIRA Nusa Tenggara Barat (NTB) melakukan klarifikasi tentang penggunaan dana BOS ke Sekolah SMAK 8 Mataram dan berdialog dengan pengurus sekolah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Namun, Ketua Ikatan Guru Indonesia (IGI) NTB, Ermawanti memberikan pernyataan ke media yang menyebutkan LSM LIRA melakukan tindakan premanisme.
“LSM LIRA itu selama 15 tahun telah teruji dan terbukti kinerjanya dan tangguh. Jadi jika ada yang menyebut LSM LIRA sebagai LSM Preman, itu tandanya kinerja kami dirasakan,” tegasnya.
Jangan karena LSM LIRA mengkritisi disebut preman. Itu berarti mereka tak paham peran dan fungsi Lembaga Swadaya Masyarakat.
Rizal menegaskan, LIRA sebagai LSM sejak didirikan, salah satu perannya adalah sebagai organisasi penggiat anti korupsi. Mendorong terciptanya transparansi pengelolaan negara.
“LSM LIRA pro Pemerintah, namun tetap kritis, profesional, independen dan konstruktif. LSM LIRA bukan organisasi kaleng-kaleng, tapi dalam bergerak memiliki data akurat,” tegasnya lagi.
Lebih lanjut menurut pria yang juga Sekjen Perkumpulan Organisasi Media Online Indonesia (MOI) itu, sebagai Lembaga Swadaya Masyarakat, LIRA telah banyak mengkritisi berbagai kasus penyalahgunaan wewenang (abuse of power).
“Itu pekerjaan yang sudah biasa dilakukan berdasarkan data yang dimiliki. Itulah bagian dari pekerjaan LSM LIRA di seluruh Indonesia,” ulasnya.
Berdasarkan data yang dihimpun, kinerja LSM LIRA yang didirikan HM. Jusuf Rizal dari embrio Blora Center (Tim Relawan SBY-JK 2004) tidak diragukan. LSM LIRA diketahui berani membongkar kasus dugaan korupsi Alkom dan Jarkom di Mabes Polri.
Bahkan pertama kali membuka dugaan Rekening Gendut pati Polri dan Banggar DPR RI. Tahun 2009, LSM LIRA dibawah kepemimpinan HM. Jusuf Rizal, juga berhasil meraih Rekor Muri sebagai organisasi terbesar dan terbanyak cabangnya di Indonesia.
“Saya merasa aneh, karena LSM LIRA NTB mengklarifikasi ke sekolah SMAN 9 Mataram tentang dana Bos tidak ada masalah. Tapi kenapa Ketua IGI NTB, Ermawanti yang kebakaran jenggot dan memberikan Statemen yang tidak benar,” sesalnya.
“Jangan-jangan, Ermawanti sebagai Ketua IGI NTB punya kepentingan tertentu,” tambah pria yang juga Ketua Presidium Relawan Jokowi-KH.Ma’ruf Amin The President Center 2019 itu.
Dikatakan Rizal, LSM LIRA terbuka menerima kritikan sepanjang dilakukan secara konstruktif bukan mengada-ada. Sebab bisa saja, anggota dilapangan yang bertugas salah. Namun secara khusus di NTB, Gubernur LSM LIRA NTB, Syamsudin telah membantah, Statemen Ketua IGI NTB, Ermawanti yang dianggap merugikan karena tidak sesuai fakta dan hoaks.
Pria penggiat anti korupsi itu menambahkan, masalah ini diserahkan kepada Gubernur LSM LIRA NTB, Syamsudin. Jika dinilai Statemen Ketua IGI NTB, Dewi Mala dianggap merugikan dapat diproses hukum.
Sementara kepada media yang memuat, jika ada pelanggaran UU Pers dapat dilaporkan ke Dewan Pers. Prinsipnya penegakan hukum dan aturan itu perlu.
Berdasarkan catatan, HM. Jusuf Rizal tercatat memiliki organisasi Lembaga Swadaya Masyarakat Lumbung Informasi Rakyat (LSM LIRA) yang didirikan tahun 2005 dan tergabung di Kesbangpol dengan Kewenangan Tertinggi di Dewan Pendiri.
Kemudian tahun 2016, HM. Jusuf Rizal mendirikan ormas baru perkumpulan berbadan hukum LSM LIRA INDONESIA yang terdaftar di Kemenkumham. Di dua organisasi tersebut pria berdarah Madura-Batak itu menjabat sebagai Presiden. (Usan)