BERITA BEKASI – Memasuki pertengahan bulan Sya’ban dan kian dekatnya bulan Suci Ramadhan, menjadi tradisi bagi warga Desa Karangraharja, Kecamatan Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, untuk menyempatkan diri berziarah ke makam keluarga yang telah berpulang ke pangkuan Illahi.
Namun keadaan itu, berubah semenjak dilanda pandemic wabah virus Corona atau Civid-19, terutama bagi juru kunci makam yang selama ini setia merawat ribuan pusara yang ada di makam, seperti Tempat Pemakaman Umum (TPU) Karangraharja, Kampung Walahir.
Kong Darma (84), biasa disapa Wa’Engkuk sudah 50 tahun menjadi juru kunci makam di TPU Karangraharja merasakan lokasi pemakaman yang selama ini dia pelihara biasanya sudah mulai ramai dikunjungi warga saat Ramadhan tiba.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Ya, biasanya tahun lalu kalau mau puasa warga udah mulai datang untuk berziarah, tapi sekarang situasinya sudah beda,” kata Wa’Engkuk ketika berbincang dengan Matafakta.com, Sabtu (11/4/2020).
Dia juga mengatakan, luas makam kurang lebih 9000 meter selain warga kampung sekarang bertambah dari warga perumahan seiring dengan perkembangan wilayah dan penambahan penduduk.
“Kepingin saya diperluas, karena lahan TPU sudah penuh, terkadang ada juga yang berziarah tanya dimana letak makam keluarganya, mungkin saking banyaknya makam sekarang ini,” jelasnya.
Terkait pekerjaannya, Wa’Engkuk mengatakan, merawat makam merupakan panggilan jiwa dan tidak semua orang mau menjalaninya. Apalagi sekarang, lagi wabah virus Corona orang sudah takut sering keluar rumah.
“Tapi saya tetap keluar rumah. Usaha, bismillah. Habis kalau ngak gitu, mau makan apa anak cucu kita,” ungkapnya.
Tapi, alhamdulillah tambah Wa’Angkuk, di usia 84 tahun, ada juga gajih dari dari Desa dan Kecamatan walaupun 6 bulan sekali. Tapi biasanya ada keluarga atau ahli waris yang berziarah memberikan uang sekedarnya antara Rp10 ribu ataupun lebih.
TPU Karangraharja sendiri, merupakan salah satu pemakaman cukup lama keberadaannya di Kampung Walahir. Ribuan makam tampak di lokasi tersebut, mulai yang masih berupa gundukan tanah hingga yang bersifat permanen dengan aneka ragam batu nisan diatasnya. (Usan)