BERITA BEKASI – Jelang pelaksanaan pesta demokrasi Pemilihan Kepala Desa (Pilkades), tokoh masyarakat Desa Karangraharja meminta masyarakat untuk mewaspadai adanya black campaign dan money politik, Kecamatan Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
Black campaign atau kampanye hitam merupakan sebuah upaya untuk merusak atau mempertanyakan reputasi seseorang, dengan mengeluarkan propaganda negatif. Hal ini dapat diterapkan kepada perorangan atau kelompok. Target-target umumnya adalah para jabatan publik, politikus, kandidat politik, aktivis dan mantan suami.
“Yaa, saya berharap jelas Pemilihan Kepala Desa yang semakin hari semakin mendekat, saya berharap kepada para calon tetap suportif, dan selalu memberikan edukasi yang baik terhadap pendukungnya agar tak ada gesekan saling ejek-ejekan selalu menghargai pendukung yang lainnya,” kata Boby Agus Ramdan saat ditemui di Balai Desa saat mengawasi pengundian Nomor Urut Calon Kepala Desa, Jumat (20/3/2020).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sedangkan money politik atau politik uang atau politik perut adalah suatu bentuk pemberian atau janji menyuap seseorang baik supaya orang itu tidak menjalankan haknya untuk memilih maupun supaya ia menjalankan haknya dengan cara tertentu pada saat pemilihan umum semuanya itu adalah bentuk pelanggaran dalam pesta demokrasi.
“Saya rasa kita semua sudah pintar untuk memilih siapa yang pantas untuk menjadi pemimpin desa kita ini, untuk membangun desa ini lebih maju lebih berkembang, lebih sejahtera dan lebih transparan soal dana pemerintah yang didapat untuk membangun desa jangan sampai dana itu jatuh ke tempat yang salah, jangan karena uang sogokan Rp100,000 desa kita hancur,” ingatnya.
Untuk itu, warga masyarakat harus ikut serta berperan aktif dalam pelaksanaan pesta demokrasi, sehingga yang terpilih menjadi pemimpin Kepala Desa adalah benar-benar yang berkwalitas dan pilihan warga masyarakat.
“Jangan sampai kita memilih, karena termakan omongan atau hasutan yang kebenarannya tidak kita tahu. Terlebih lagi memilih hanya karena uang sogokkan yang nilainya tidak seberapa, tapi tidak membawa perubahan terhadap desa kita,” pungkasnya. (Usan)